Senin, 15 Agustus 2011

Mengapa Kemaksiatan Masih Merajalela di Bulan Ramadhan, Bukannya Syaithan cs sudah diikat???



ان ابواب السماء وابواب الجنة تفتح كلها فى رمضان وتغلق ابواب النيران وتقيد مردة الشياطين ويذهب بهم الى البحار كيلا يفسد على صيامهم وقيامهم , وينادى مناد كل ليلة من رمضان ياباغى الخير اقبل وياباغى الشر اقصر
Artinya : Sesungguhnya pintu-pintu langit dan pintu-pintu surga itu telah dibuka dan semua pintu neraka ditutup, semua syaitan yang durhaka diikat dan mereka dilemparkan kelautan, agar tidak merusak  kaum muslimin dalam hal puasa, dan bangun mereka ( bangun waktu malam untuk bersembahyang) . Setiap malam bulan Ramadhan ada penyeru yang berseru : “hai orang yang mendapatkan kebaikan majulah, dan yang ingin mendapatkan kejelekan atau mengerjakan keburukan berhentilah”.
            Diantara kita boleh jadi ada yang bertanya kalau dalam bulan Ramadhan itu semua syaitan sudah diikat dan tidak dapat menggoda manusia, tapi mengapa masih banyak manusia yang mengerjakan keburukan?. Pada dasarnya permulaannya seluruh umat manusia itu adalah orang-orang yang baik. Keadaan sejak ia dilahirkan itu disebut fithrah. Setelah meningkat menjadi anak besar ia bergaul dengan masyarakat. Dalam pergaulan bermasyarakat yang ada disekelilingnya ada pengaruh dan pendidikan yang baik ada juga yang buruk. Kedua faktor tersebut akan saling mengalahkan, mungkin yang menang pengaruh pendidikan yang baik karena selalau bergaul dengan orang-orang yang baik, disertai juga didikan dari orang tua, saudara yang juga baik, dengan demikian keburukan yang kalah. Untuk menggoda orang semacam ini syaithan sukar dan sulit, karena jiwanya menginginkan keburukan, kejahatan, kesesatan, dan lain sebagainya. Atau jika sebaliknya, jika pergaulannya buruk apalagi ditambah lagi dengan didikan keluarga yang juga buruk maka keburukan yang akan menang.
            Diwaktu selain Ramadhan, terhadap orang-orang yang sudah berjiwa jahat dan rohaninya telah bejat, rayuan, dan godaan syaithan yang bertubi-tubi datangnya, sehingga untuk mengubahnya sukar sekali. Jika perbuatan jahat dan buruk tersebut diibaratkan kotoran atau daki yang melekat pada tubuh, maka daki tersebut akan melekat selama belum mandi dengan sebersih-bersihnya, dan digosok sekuat-kuatnya. Demikian juga halnya dengan sifat buruk dan jahat yang ada dalam jiwa, tidak akan hilang dari hati selama orang tersebut tidak insyaf dan bertaubat. Dengan bertaubat yang sebenar-benarnya maka barulah akan dapat dikikis habis. Jadi kalau dalam bulan selain bulan Ramadhan penggodanya adalah syaithan dan ditambah jiwa yang bejat, maka dalam bulan Ramadhan jiwanya sendiri itulah yang menjadi penggoda yang mengajak terus melakukan apa yang sudah menjadi kebiasaan buruk dan jahatnya.
            Nah itulah sebabnya sekalipun syaithan-syaithan yang semuanya pendurhaka itu diikat dan dilempar kelaut, masih tetap saja ada orang yang mengerjakan kejahatan, malahan dapat melebihi kejahatannya kalau dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Misalnya mempertotonkan bahwa dirinya adalah manusia maha durhaka dan sekalipun tidak berpuasa tidak ada yang melarang, bahkan dengan bangga ia mengejek seruan orang lain yang berkata “ Hormatilah bulan puasa” dengan mengatakan bahwa menghormati tidak apa-apa, tapi kalau disuruh puasa maaf saja. Bukankan dijalan-jalan itu hanya perintah untuk menghormati belaka. Apakah manusia semacam ini tidak makin jahat perangainya melebihi bulan-bulan lain.
Wallahua'lam Bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar