Senin, 02 Juli 2012

Dzikir Setelah Sholat Lima Waktu


Rasulullah saw mengajarkan kepada kita untuk banyak berdzikir terutama setelah mendirikan sholat fardhu, sangat tidak baik bagi mereka yang usai mendirikan sholat lima waktu langsung beranjak dan pergi meninggalkan tempat duduknya sementara dia belum membaca dzikir.
·       Biasanya Rasul jika usai mendirikan sholat beliau selalu membaca Istighfar, sekurang-kurangnya sebanyak tiga kali.
·         Membaca dzikir;
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Tiada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu baginya, bagi-Nya segala puji  Dia Yang Maha menghidupkan dan mematikan serta Dia atas segala sesuatu berkuasa”.
Dikatakan dalam hadits; Barangsiapa yang membaca dzikir ini sebanyak sepuluh kali setelah sholat subuh dan magrib (HR.Thurmudzi, Hasan Gharib Shahih)
  • Mendapat sepuluh kebaikan dan dihapus sepuluh kesalahan serta diangkat sepuluh derajat
  • Pada hari itu dijaga dari sepuluh perkara yang tidak menyenangkan dan dapat menghancurkan
  • Dijaga dari setan hingga di pagi hari
  • Seluruh dosanya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan kecuali syirik
  • Seperti membebaskan budak sebanyak sepuluh orang
  • Tidak ada orang yang lebih baik darinya kecuali mereka yang lebih banyak membaca kalimat ini.
·         Siapa yang membaca setelah sholat subuh dan magrib sebanyak tujuh kali, kalimat;
اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ النَّار
Ya Allah Selamatkan aku dari Api Neraka (HR.Abu Daud dan Nasa’i)

 Jika wafat di hari itu maka dia akan diselamatkan dari panasnya api neraka
· Siapa yang membaca setelah sholat subuh dan Ashar sebanyak tiga kali, kalimat;

أَسْتَغْفِرُ الله َالَّذِى لاَ إِلَهَ إلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ
Aku Memohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Hidup dan terjaga dan aku memohon ampun kepada-Nya .(HR.Ibnu Sunni)

 Allah akan memberi ampunan kepadanya
·         Siapa yang membaca setelah Sholat subuh sebanyak tiga kali, kalimat;
سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَ بِحَمْدِهِ
Maha Suci Allah Yang Maha Agung Dan Bagi-Nya segala puji. (HR.Ahmad) 
 
  • Allah akan selamatkan dari penyakit sopak dan kefakiran.
الَلَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَ مِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ الإكْرَامِ
ya Allah, Engkau adalah sumber keselamatan dan dari-Mu keselamatan, Engkau Yang Maha tinggi dan Yang Maha Mulia. (HR.Muslim)

اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ
مِنْكَ الْجَدُّ
Ya Allah tidak ada yang dapat menolak apa yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi apa yang telah engkau cegah serta tidak ada yang dapat memberi manfaat kecuali yang bersumber dari-Mu.
(HR.Muslim, Bukhari, Thurmudzi, Nasai dll)

o        Allah akan mengampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan (dosa-dosa kecil).

سُبْحَانَ اللهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ اللهُ أَكْبَرُ
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah dan Allah Maha Besar (33X) (HR. Muslim) lalu ditutup dengan membaca

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Diampuni dosa-dosa kecilnya walau sebanyak buih di lautan, tetapi dosa besar harus taubat secara khusus, begitu juga dengan syirik.
              
Kemudian membaca ayat Kursi, Al-Ikhlas, al-Falaq dan An-Nas (satu kali setelah sholat Ashar, Dhuhur dan Isya’)
Tetapi untuk sholat Magrib dan Subuh hendaknya untuk surat al-Ikhlas, al-Falaq dan An-Nas dibaca tiga kali. (HR.Abu Daud dan Nasa’i)
Biasanya Rasulullah jika usai mendirikan sholat subuh, beliau menyelipkan dalam do’anya kalimat;

الَلَّهُمَّ إنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَ رِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan rizki yang baik serta amal ibadah yang diterima. (HR.Ibnu Majah dan Majma Zawaid)

Jumat, 13 April 2012

Pemimpin Yang Diinginkan Rasul


عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ مَرِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاشْتَدَّ مَرَضُهُ فَقَالَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ قَالَتْ عَائِشَةُ إِنَّهُ رَجُلٌ رَقِيقٌ إِذَا قَامَ مَقَامَكَ لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ قَالَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ فَعَادَتْ فَقَالَ مُرِي أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ فَإِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ فَأَتَاهُ الرَّسُولُ فَصَلَّى بِالنَّاسِ فِي حَيَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم.

“Dari Abu Musa al-As’ari, beliau berkata: Ketika Nabi Muhammad sakit dan semakin parah sakitnya beliau bersabdaPerintahkan kepada Abu Bakar untuk menjadi Imam. Aisyah berkata: Sungguh beliau itu orang yang berhati lunak jika dia berdiri di tempatmu maka ia tidak dapat sholat untuk menjadi imam. Rasul bersabda: Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi Imam, Aisyah mengulang lagi. Rasul berkata: perintahkan Abu Bakar untuk menjadi Imam, sungguh kalian ini sahabatnya Yusuf. Lalu Rasul mendatanginya dan dia menjadi Imam saat Rasul masih hidup
(HR.Bukhari, Kitab al-Adzan Bab Ahlu ilmi wal Fadhli Ahakku Bil Imamah, 2/192, no.678)
 Rawi Hadits:
Abdullah bin Qois bin Sulaim bin Haddar bin Harb, AbdAbu Musa al-As’ari at-Taimi. Ibunya bernama Thabyah binti Wahab (sempat masuk Islam dan meninggal di Kota Madinah)
Fisik Abu Musa al-As’ari tergolong kecil dan kurus, beliau memeluk Islam di Kota Mekkah dan (Dikatakan) sempat Hijrah ke Habasyah. Peperangan pertama kali yang diikutinya Khaibar dan beliau wafat di Kota Kufah pada tahun ke 42 H.
Di Masa kekhalifaan Umar beliau sempat menjadi Gubernur di Kota Basrah.
Rasul pernah berdo’a untuk beliau

الَلَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِ اللهِ بنِ قَيْسٍ ذَنْبَهُ وَ أَدْخِلْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مُدْخَلاً كَرِيْمًا
Rasul bersabda; “Abu Musa telah diberikan suara seperti Nabi Daud
Ketika turun ayat (al-Maidah, 57)
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.

Rasul bersabda: Itu adalah kaummu wahai Abu Musa.
Hikmah hadits:
Sebelum wafatnya Rasul sempat mengalami sakit.

قالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ.

Dari Aisyah, Rasul saat sakit di hari wafatnya beliau berkata: Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakitnya makanan yang telah aku makan di Khaibar.
(HR.Shahih Bukhari, Bab maradhun Nabi wa  wafatuhu, 12/249) 

وَقَدْ جَزَمَ سُلَيْمَان التَّيْمِيُّ أَحَد الثِّقَات بِأَنَّ اِبْتِدَاء مَرَض رَسُول اللَّه كَانَ يَوْم السَّبْت الثَّانِي وَالْعِشْرِينَ مِنْ صَفَر.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كُنْتُ أَسْمَعُ أَنَّهُ لَا يَمُوتُ نَبِيٌّ حَتَّى يُخَيَّرَ بَيْنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ فَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ وَأَخَذَتْهُ بُحَّةٌ يَقُولُ { مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ }
 
1. Anjuran untuk mendirikan sholat secara berjama’ah
2. Pemimpin yang ‘terbaikadalah pemimpin yang dipilih dan bukan mengajukan diri untuk dipilih.
3. Sifat Pemimpin itu selain alim  juga yang memiliki kemuliaan dan kelembutan hati.

Syarat Imam:
Syarat Sahnya Imam.
1. Islam (Sepakat seluruh ulama tidak sah imamnya seorang kafir)
2. Berakal
3. Baligh
4. Laki-laki (jika yang menjadi Makmum laki-laki atau waria)
5. Suci
6. Baik bacaannya dan menguasai rukun, wajib dan sunnah-sunnah sholat
7. Bukan Makmun
Kurang Baik
1. Fasik tapi A’lim
2. Al-Mubtadi’ yang tidak sampai derajat kafir
3. Buta
4. Tidak disukai oleh makmum
5. Yang suka membaca terlalu panjang
6. Yang tidak fasih atau sering salah dalam membaca

Selasa, 10 April 2012

Fadilah kalimah-kalimah thayyibah


5  Amalan yang pahalanya sama dengan membaca Al-Qur’an:
Dari kalimah سبحان الله و الحمد لله و لا اله الا الله الله اكبر لا حول ولا قوة الا بالله
1.    سبحان الله : artinya maha suci Allah kalimah tersebut mempunyai fadhilah untuk melunakkan hati, sehingga hati mudah untuk memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain.

2.   الحمد لله : artinya segala puji bagi Allah, kalimah tersebut mempunyai fadhilah untuk menjadikan manusia untuk selalu bersyukur kepada Allah sehingga membuka pintu rizqi bagi manusia.

3.    لا اله الا الله : artinya tidak ada Tuhan kecuali Allah, kalimah tersebut merupakan kalimat tahlil yang merupakan kalimah tauhid yang berarti mengesakan Allah yang bermanfaat untuk menguatkan hati untuk selalu mengakui keesaan Allah, sehingga hati tidak akan mudah goyah.

4.    الله اكبر : Allah maha besar, yaitu kalimah yang mengakui tentang keagungan Allah, tiada yang maha agung kecuali Allah, kalimah ini bermanfa’at untuk menghilangkan sifat was-was dan menumbuhkan rasa berani.

5.    لا حول ولا قوة الا بالله : artinya tiada daya dan tiada kekuatan kecuali Allah, kalimah ini menunjukkan kepasrahan dan kelemahan seorang hamba terhadap Tuhannya, kalimah ini bermanfa’at untuk menumbuhkan rasa rendah diri dan sifat tawadhu dalam hati.

Selasa, 28 Februari 2012

Makan & Minum Bersama Rasulullah

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” .
(QS.Al-Baqarah, 168) (QS.Al-Baqarah, 57, 172, 168. QS, Al-A’raf, 160. Qs, Al-An’am, 118.Qs,Thaha, 81. Qs, An-Nahl, 114. QS, Al-Maidah, 88. Qs, Al-Mukminun, 51. QS, Saba’, 15. QS,At-Thur, 19. QS, Al-Haqqah, 24. QS,Al-Mursalat, 43..dll)

Adab Ketika Makan
  1. Berwudhu atau membasuh tangan
  2. DudukMembaca “Bismillah”, bila terlupa membaca saat mengingatnya
  3. Menggunakan tangan kanan 
  4. Mengambil makanan yang terdekat dengan dirinya 
  5. Mengambil dengan tiga jari / tidak terlalu banyak 
  6. Membanyakkan kunyahan
  7. Tidak terlalu banyak 
  8. Membaca “Hamdalah” 
  9. Mengisap jari-jemarinya (yul’ik). (dari riwayat Ibnu Abbas dalam kitab Shahih Muslim No.3787) 
  10. Bila sedang makan bersama jangan memperlihatkan rakusnya

Adab Makan
1.   Hadis riwayat Umar bin Abu Salamah ra., ia berkata:
Ketika aku dalam asuhan Rasulullah saw., pada saat makan tanganku terjulur hendak menjangkau talam lalu Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Hai anak muda! Sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang terdekat darimu. (Shahih Muslim No.3767)
2.   Hadis riwayat Abu Said ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang membalikkan gereba (untuk minum dari mulutnya). (Shahih Muslim No.3769). Dilarang minum langsung dari tempat minum yang digunakan oleh banyak orang, misal minum langsung dari galon, poci, teko dan wadah-wadah lainnya. Hendaknya dituangkan dulu ke dalam gelas, lalu meminumnya dari gelas tersebut.
3.   Janganlah kamu memberi makanan yang kamu sendiri tidak suka memakannya. (HR. Ahmad)
4.   Sesungguhnya termasuk pemborosan bila kamu makan apa saja yang kamu bernafsu memakannya. (HR. Ibnu Majah)
5.   Rasulullah Saw berkata kepada Umar bin Abi Salamah, "Wahai anak, ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari apa yang ada di hadapanmu". (HR. Bukhari)
6.   Orang yang paling kenyang makan di dunia akan menjadi paling lama lapar pada hari kiamat. (HR. Al Hakim)
7.   Apabila kamu lupa menyebut "Bismillah" pada awal makan hendaklah mengucapkan: "Bismillah pada awal dan akhirnya". (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
8.   Apabila diserukan untuk makan malam lalu terdengar suara azan oleh muazin maka dahulukan makan malam. (Abu Hanifah). Keterangan: Hal ini berlaku khusus untuk shalat Isya karena waktunya panjang

Mengisap Jari-Jemari
Riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila seseorang di antara kalian memakan makanan, maka janganlah ia mengusap tangannya sebelum dijilati (untuk membersihkan sisa makanan) atau menyuruh orang lain untuk menjilatinya. (Shahih Muslim No.3787)

Tidak memakan kecuali diundang & Adab saat ada yang datang tidak diundang
Riwayat Abu Masud Al-Anshari ra., ia berkata:
Ada seorang lelaki Ansar bernama Abu Syuaib, yang mempunyai pembantu penjual daging. Pada suatu hari ia melihat Rasulullah saw. tampak lapar. Maka ia berkata kepada pembantunya: Buatkanlah makanan untuk lima orang karena aku ingin mengundang Nabi saw. sebagai orang kelima dari lima orang tersebut. Si pembantu itu melaksanakan perintah itu. Kemudian ia datang kepada Nabi saw. untuk mengundang beliau sebagai salah satu dari lima orang (yang diundang lima orang termasuk Nabi saw.). Tetapi ternyata ada seorang lagi yang ikut. Ketika sampai di depan pintu, Rasulullah saw. bersabda: Orang ini ikut kami, jadi terserah kepadamu apakah engkau memberinya izin ataukah ia harus kembali. Abu Syuaib menjawab: Tidak apa wahai Rasulullah! Aku izinkan dia. (Shahih Muslim No.3797)
 Bolehnya mengajak seseorang yang pasti diperbolehkan oleh pemilik rumah
1.   Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Ketika khandaq (parit) digali, aku melihat keadaan Rasulullah saw. sangat lapar. Maka aku pun segera kembali menemui istriku dan menanyakan kepadanya: Apakah engkau mempunyai sesuatu (makanan)? Sebab aku melihat Rasulullah saw. sangat lapar. Istriku mengeluarkan kantong kulit berisi satu sha` gandum. Dan kami mempunyai seekor anak domba jinak. Sementara aku menyembelihnya, istriku menumbuk gandum dan ketika ia selesai, aku pun selesai. Aku memotong-motong daging anak domba itu dan memasukkannya ke dalam kuali kemudian ketika aku hendak pergi memberitahukan Rasulullah saw. istriku berpesan: Jangan engkau membuatku malu kepada Rasulullah saw. dan orang-orang yang bersama beliau. Maka aku pun menghampiri Rasulullah saw. dan berbisik kepada beliau: Wahai Rasulullah saw.! Kami telah menyembelih anak domba kami dan istriku menumbuk satu sha` gandum yang ada pada kami. Karena itu, kami mempersilakan engkau dan beberapa orang bersamamu. Tiba-tiba Rasulullah saw. berseru: Hai para penggali parit! Jabir telah membuat jamuan makan untuk kalian. Silahkan kalian semua ke sana! Lalu Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Jangan engkau turunkan kualimu dan jangan engkau buat roti adonanmu sebelum aku datang. Aku datang bersama Rasulullah saw. mendahului orang-orang. Aku menemui istriku. Ia mendampratku: Ini semua gara-gara kamu! Aku berkata: Aku telah kerjakan semua pesanmu. Setelah itu kukeluarkan adonan roti kami lalu Rasulullah saw. meludahinya dan memberkatinya. Kemudian beliau menuju ke kuali kami dan beliau meludahinya serta memberkatinya. Setelah itu beliau bersabda: Sekarang panggillah pembuat roti untuk membantumu dan sendoklah dari kualimu, tapi jangan engkau turunkan. Ternyata kaum muslimin yang datang ada seribu orang. Aku bersumpah demi Allah, mereka semua makan sampai kenyang dan pulang. Sementara itu, kuali kami masih mendidih seperti semula, demikian juga adonan roti masih tetap seperti sediakala. Atau seperti yang dikatakan oleh Dhahhak: Ia masih dapat dibuat roti seperti semula. (Shahih Muslim No.3800)
2.   Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim: Aku mendengar suara Rasulullah saw. sedemikian lemah. Aku tahu beliau lapar. Apakah engkau mempunyai sesuatu? Ummu Sulaim menjawab: Ya! Lalu dia mengeluarkan beberapa roti dari gandum. Kemudian ia mengambil kerudungnya dan membungkus roti itu dengan sebagian kerudung lalu ia sisipkan di bawah bajuku, sedangkan sebagian kerudung ia selendangkan kepadaku. Kemudian ia menyuruhku pergi ke tempat Rasulullah saw. Aku pun berangkat membawa roti berbungkus kerudung itu. Aku temukan Rasulullah saw. sedang duduk di dalam mesjid bersama banyak orang. Aku menghampiri mereka. Rasulullah saw. bertanya: Apakah Abu Thalhah menyuruhmu? Aku menjawab: Ya, benar! Rasulullah saw. bertanya lagi: Untuk makan? Aku menjawab: Ya! Rasulullah saw. bersabda kepada orang-orang yang bersama beliau: Bangunlah kalian! Rasulullah saw. berangkat diiringi para sahabat dan aku berjalan di depan mereka untuk segera memberitahu Abu Thalhah. Maka berkatalah Abu Thalhah: Hai Ummu Sulaim! Rasulullah saw. telah datang bersama banyak orang padahal kita tidak mempunyai makanan untuk menyuguhi mereka. Ummu Sulaim menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Lalu Abu Thalhah menjemput Rasulullah saw. untuk datang dan beliau masuk bersama Abu Thalhah. Rasulullah saw. bersabda: Wahai Ummu Sulaim, bawalah ke sini apa yang engkau miliki! Ummu Sulaim datang membawa roti tersebut. Lalu memeras wadah suaminya untuk lauk-pauk roti. Kemudian Rasulullah saw. mendoakan makanan itu. Setelah itu beliau bersabda: Biarkan sepuluh orang masuk! Abu Thalhah memanggil mereka (sepuluh orang). Mereka makan sampai kenyang lalu keluar. Rasulullah saw. bersabda: Biarkan sepuluh orang masuk lagi. Sepuluh orang berikutnya masuk, makan sampai kenyang lalu keluar. Kembali Rasulullah saw. bersabda: Suruhlah sepuluh orang masuk lagi. Demikian berlangsung terus hingga semua orang makan dan kenyang padahal jumlahnya ada sekitar tujuh puluh atau delapan puluh orang. (Shahih Muslim No.3801)

Tidak boleh makan dengan lebih dari satu sekaligus
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Pernah Ibnu Zubair memberi kami kurma. Ketika itu orang-orang sedang ditimpa kesengsaraan. Pada saat kami tengah makan, tiba-tiba Ibnu Umar ra. lewat. Beliau menegur: Jangan kalian memakan dua kurma sekaligus. Karena sesungguhnya Rasulullah saw. telah melarang perbuatan demikian, kecuali seseorang minta izin lebih dahulu kepada teman makannya. (Shahih Muslim No.3809)
Jangan berlebihan saat makan
1.   Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Makanan dua orang itu cukup untuk tiga orang dan makanan tiga orang cukup untuk empat orang. (Shahih Muslim No.3835)
2.    Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Orang kafir itu makan dalam tujuh usus sedangkan orang mukmin makan dalam satu usus. (Shahih Muslim No.3839
3.    Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw. yang bersabda: Orang mukmin makan dalam satu usus dan orang kafir makan dalam tujuh usus. (Shahih Muslim No.3842)

Tidak boleh mencela makanan
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukai maka beliau memakannya dan kalau tidak menyukai maka beliau tidak memakannya (tanpa mencela). (Shahih Muslim No.3844)


Wallahu A'lam bis shawab, semoga bermanfaat