Jumat, 13 April 2012

Pemimpin Yang Diinginkan Rasul


عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ مَرِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاشْتَدَّ مَرَضُهُ فَقَالَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ قَالَتْ عَائِشَةُ إِنَّهُ رَجُلٌ رَقِيقٌ إِذَا قَامَ مَقَامَكَ لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ قَالَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ فَعَادَتْ فَقَالَ مُرِي أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ فَإِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ فَأَتَاهُ الرَّسُولُ فَصَلَّى بِالنَّاسِ فِي حَيَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم.

“Dari Abu Musa al-As’ari, beliau berkata: Ketika Nabi Muhammad sakit dan semakin parah sakitnya beliau bersabdaPerintahkan kepada Abu Bakar untuk menjadi Imam. Aisyah berkata: Sungguh beliau itu orang yang berhati lunak jika dia berdiri di tempatmu maka ia tidak dapat sholat untuk menjadi imam. Rasul bersabda: Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi Imam, Aisyah mengulang lagi. Rasul berkata: perintahkan Abu Bakar untuk menjadi Imam, sungguh kalian ini sahabatnya Yusuf. Lalu Rasul mendatanginya dan dia menjadi Imam saat Rasul masih hidup
(HR.Bukhari, Kitab al-Adzan Bab Ahlu ilmi wal Fadhli Ahakku Bil Imamah, 2/192, no.678)
 Rawi Hadits:
Abdullah bin Qois bin Sulaim bin Haddar bin Harb, AbdAbu Musa al-As’ari at-Taimi. Ibunya bernama Thabyah binti Wahab (sempat masuk Islam dan meninggal di Kota Madinah)
Fisik Abu Musa al-As’ari tergolong kecil dan kurus, beliau memeluk Islam di Kota Mekkah dan (Dikatakan) sempat Hijrah ke Habasyah. Peperangan pertama kali yang diikutinya Khaibar dan beliau wafat di Kota Kufah pada tahun ke 42 H.
Di Masa kekhalifaan Umar beliau sempat menjadi Gubernur di Kota Basrah.
Rasul pernah berdo’a untuk beliau

الَلَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِ اللهِ بنِ قَيْسٍ ذَنْبَهُ وَ أَدْخِلْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مُدْخَلاً كَرِيْمًا
Rasul bersabda; “Abu Musa telah diberikan suara seperti Nabi Daud
Ketika turun ayat (al-Maidah, 57)
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.

Rasul bersabda: Itu adalah kaummu wahai Abu Musa.
Hikmah hadits:
Sebelum wafatnya Rasul sempat mengalami sakit.

قالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ.

Dari Aisyah, Rasul saat sakit di hari wafatnya beliau berkata: Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakitnya makanan yang telah aku makan di Khaibar.
(HR.Shahih Bukhari, Bab maradhun Nabi wa  wafatuhu, 12/249) 

وَقَدْ جَزَمَ سُلَيْمَان التَّيْمِيُّ أَحَد الثِّقَات بِأَنَّ اِبْتِدَاء مَرَض رَسُول اللَّه كَانَ يَوْم السَّبْت الثَّانِي وَالْعِشْرِينَ مِنْ صَفَر.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كُنْتُ أَسْمَعُ أَنَّهُ لَا يَمُوتُ نَبِيٌّ حَتَّى يُخَيَّرَ بَيْنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ فَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ وَأَخَذَتْهُ بُحَّةٌ يَقُولُ { مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ }
 
1. Anjuran untuk mendirikan sholat secara berjama’ah
2. Pemimpin yang ‘terbaikadalah pemimpin yang dipilih dan bukan mengajukan diri untuk dipilih.
3. Sifat Pemimpin itu selain alim  juga yang memiliki kemuliaan dan kelembutan hati.

Syarat Imam:
Syarat Sahnya Imam.
1. Islam (Sepakat seluruh ulama tidak sah imamnya seorang kafir)
2. Berakal
3. Baligh
4. Laki-laki (jika yang menjadi Makmum laki-laki atau waria)
5. Suci
6. Baik bacaannya dan menguasai rukun, wajib dan sunnah-sunnah sholat
7. Bukan Makmun
Kurang Baik
1. Fasik tapi A’lim
2. Al-Mubtadi’ yang tidak sampai derajat kafir
3. Buta
4. Tidak disukai oleh makmum
5. Yang suka membaca terlalu panjang
6. Yang tidak fasih atau sering salah dalam membaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar